Tuesday, May 29, 2007

Mencinta, doaku

Kesekian kalinya, untuk SA

Tuhan,
bila bahagia ini boleh kusebut surga
maka izinkan aku mati
dan terus berada di dalamnya

bila mimpi ini akan habis
ketika aku terjaga
maka biarkan aku tidur nyenyak
dan menikmati indahnya

bila kiamat datang mengambilnya
maka biarkan aku hancur
dan tidak pernah berpisah darinya

Tuhan,
bila Kau berkenan
izinkan aku terus mencintanya
dengan sisa-sisa cintaku yang sempurna

(c) RDS, 270507
10:16 pm

Tuesday, May 01, 2007

Belajar

Belajar adalah proses sepanjang hidup dan baru benar-benar akan berhenti ketika kita masuk liang kubur. Dengan kata lain, mati. Sekarang, saya sudah benar-benar mengamini hal ini.

Sudah lama saya tidak mengobrol dengan belahan jiwa saya yang lain, yaitu ayah saya. Romo, begitu saya dan keluarga besar memanggilnya, adalah panggilan ayah dalam bahasa Jawa. Harus ada episode tulisan lain bila ingin tau kenapa dia akhirnya dipanggil begitu. Obrolan tersebut menyoal kisah belajar ini.

Umurnya sudah 56 tahun, Ibu saya sudah 50 tahun, namun mereka belum juga mengalami episode menikahkan tiga anak perempuannya. Belum juga datang waktunya bahwa mereka harus belajar untuk mengerti para menantu-menantunya.

Obrolan berlanjut. Ketika saya dan dia mengobrolkan kedua adik-adik saya. Sejalan dengan waktu, orang tua dan adik saya menua. Namun kadang, tinggal bersama dan mempunyai hubungan darah bukan berarti kita benar-benar bisa kenal satu sama lain. Adik saya kapan pernah berkeluh kesah bahwa orang tua saya kurang mengerti dia. Dan kapan, orang tua saya juga berkeluh kesah bahwa anak-anak kurang mengenal mereka. Itulah kenapa, belajar menjadi hal yang sangat penting. Sampai tua, kita harus tetap belajar mengenali anak-anak kita dan begitu pula sebaliknya.

Itu hanya sekelumit obrolan yang membuat saya tertegun. Betapa kadangkala kita lupa untuk belajar, untuk beradaptasi dengan perubahan. Karena adaptasi dan belajar adalah dua hal yang niscaya bila kita ingin bertahan dan berhasil menjalani hidup ini. Tidak bisa tidak fleksibel bila inign terus hidup.

Hm, begitulah. Belajar adalah long live process. Baru akan berhenti bila kita mati. Saya jadi ingat perkataan seorang sahabat lama saya, bahwa yang penting dalam menghadapi hidup bukan masalah pintar, kaya, cantik atau hal-hal seperti itu. Tapi lebih kepada masalah stamina, apakah kita punya stamina dan energi yang cukup untuk menghadapi fenomena hidup ini. Menghadapi masa-masa kejayaaan dan juga masa-masa kejatuhan. Kadang, kita merasa sangat lelah menghadapi hidup. Di saat itulah sebenarnya kita harus belajar lagi.

Belajar atau mati..
Tampaknya begitu..

Saturday, April 28, 2007
Home@Jakarta
After a long talk with my father