Thursday, June 15, 2006

Panas dan terbakar

Tuhan,
hari ini aku membakar diriku
juga kedua anak-anakku
aku yakin,
mungkin kau akan langsung
masukkan aku ke neraka
karena mendahului putusan-Mu

Tuhan,
aku tidak sanggup lagi
anakku tumor otak
anak yang Kau titipkan padaku

betapa sakit hati
ketika kulihat anggaran belanja baju Sutiyoso
ketika kudengar anggaran jalan-jalan anggota DPR
ketika gas dan BBM naik lagi
ketika tampaknya pemerintah baru sama saja

tak ada yang berubah pada bangsa ini
dulu dijajah Belanda, sekarang berpatron Amerika
memuja kapitalisme dan meninggalkan Tuhan

lebih baik begini
menuju-Mu dengan cepat
toh, tak ada yang peduli

C)RDS, Jakarta 24 Desembar 2004
mencoba melihat dari kacamata Jasih (34)ibunda Galang (6) dan Galuh (4)sehari sebelum natal, ketika peduli memang mahal harganya

Aceh, dalam Pinta Titik Debu

Kukirimkan cinta padamu
Lewat angin sepoi yang bertiup
Kuharap serta dibawanya damai
Untuk kalian yang selamat
dari gempa hebat dan amukan ombak

Kukirimkan kasih padamu
Lewat matahari yang tak hentinya bersinar
Menerangi Meulaboh, Banda Aceh, Lhoksoumawe dan Sigli
Daerah-daerah terparah terterjang air bah
Kupastikan dibawanya semangat
Untuk sukarelawan yang betuh-betul sukarelawan
yang coba salurkan energi positifnya
Bukan artis, elitis, atau siapapun
yang hanya pasang tampang dan mempolitisasi

Kukirimkan hangat untukmu
Lewat bulan yang mencoba terangi malam
Untuk memeluk anak-anak harapan bangsa
Kubawa doa tertulusku
Semoga trauma tak jadi bayang-bayang sejati hidupmu
Semoga kelak kau terkumpulkan lagi bersama orang tuamu
Di sebuah tempat indah yang aku yakin itu ada

Aku yang titik debu
Tak punya bermilyar-milyar untuk membantu
Tak kuasa pergi ke sana karena tertahan waktu

Setidaknya aku punya itu..
Aku punya cinta
Aku berlebih kasih
dan aku berteman baik dengan hangat

Aku yakin Tuhan bukanlah murka
Aku yakin Tuhan tidaklah marah
Dia hanya coba ingatkan engkau
Dia hanya coba ingatkan saudara-saudaramu
Kali ini, lewat guncangan dan debur-debur air

Yang mati bukanlah mati
JanjiNya, mereka akan dinikahkan dengan surga
Dan Dia adalah sebaik-baik pemenuh janji

Tulusku untukmu
Sujudku padaMu

c) RDS, Bandung 17 Januari 2005/07:52am
sekali lagi, untuk Aceh

Wednesday, June 14, 2006

Milik Siapa?

bahagia,

apakah mungkin
dia hanya kepunyaan langit?
sehingga tak berhak bumi merasa walau setitik?

apakah mungkin
dia hanya milik surga?
sehingga neraka
memang penuh api dan air mata?

akankah hujan membawanya kembali
lewat rintik dan derasnya?
akankah mentari mengajaknya serta
lewat sinar terik yang silau?
akankah senja emas juga berusaha
mampirkan dia lewat hadirnya yang singkat?

bahagia,
milik siapa?

c)RDS, 07 Februari 2005/10:33pm
tampaknya, memang hanya milik surga

Cintaku Jauh di Pulau

Malam telah datang
mengecup mentari untuk takluk dan tenggelam
diawali senja yang disertai jingga dan nila
pada langit yang lambat laun berwarna gelap

Oh angin,tolong sampaikan padanya
bahwa rindu telah membakarku
bahwa cinta telah merenggut sadarku

Bintang,
kumohon..
temani tidurku dan kawani lelapnya
biarkan kami bertemu dalam mimpi
yang kuharap sempurna akhirnya

c) RDS 26 Februari 2006/19:51

Tari Imanjinasi

aku membayangkan hari
dimana aku akan menjadi pengantinmu
berkebaya putih bertaburkan melati
selembut sutera membalut tubuh

memandangmu
berdiri tegap
dengan mata lembutmu
dan bau yang khas
akan kau gandeng tanganku
bersama di hadapan Tuhan
dan 1000 malaikatNya
berjanji untuk saling mencinta
dan mencipta waktu
sampai tiba akhirnya kelak

maka, izinkan imajinasiku menari
dan kuletakkan sekelumit harapanku
dengan sisa-sisa cinta dari masa lalu

c)RDS 26 Februari 2006/20:02