Wednesday, May 31, 2006

Tuhan, Hari Ini Aku Jatuh Cinta

Masih untuk SA..

Aku mencintaimu, itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan keselamatanmu
(Aku Mencintaimu, Sapardi Joko Damono, Kumpulan Puisi Hujan Bulan Juni, 1989)

Tuhan..
Aku rasa.....
Hari ini aku jatuh cinta..
Kau pasti sudah tau dengan siapa
Dan kenapa dia orangnya.

Aku jatuh cinta
Pada sorot mata semangatnya
Yang tak kenal menyerah walau terluka parah
Pada kesederhanaannya
Yang membuatnya bersahaja
Pada hatinya
Yang lembut namun kuat tertempa

Ah, ternyata..
Aku masih bisa jatuh cinta
Kupikir sesaat aku sudah lupa
Bagaimana caranya..

Tuhan..
Terima kasih ya..

c) RDS, Jakarta 310506 08.45am

Tuesday, May 30, 2006

Gempa, sekali lagi

Indonesia, negara yang terletak di lempeng-lempeng bumi Australia dan Pasifik ini, kembali diguncang gempa tektonik. Gempa berkekuatan 5,9 skala Richter mengguncang Yogyakarta dan sekitarnya di pagi hari, pukul 5.57. Hanya satu menit, gempa ini meluluhlantakkan ibukota DIY, Bantul, Klaten, Sleman, Kulon Progo. Hampir semua daerah. Juga sampai tulisan ini dibuat, sudah menelan 5.427 korban jiwa. Pastinya akan terus bertambah sejalan dengan proses evakuasi yang sedang berlangsung.

Indonesia memang rawan gempa.
Karena terletak di dua lempang terebut, hal ini membuat Indonesia sebagai salah satu negara yang paling banyak berubah wilayah geologinya di dunia. Pegunungan-pegunungan yang berada di pulau-pulau Indonesia terdiri lebih dari 400 gunung berapi, dimana 100 diantaranya masih aktif. Indonesia mengalami tiga kali getaran dalam sehari, gempa bumi sedikitnya satu kali dalam sehari dan sedikitnya satu kali letusan gunung berapi dalam setahun.

Kita saja yang tidak pernah belajar geografi dengan baik. Menanggap ini hanya sebagai salah satu pelajaran sosial di sekolah yang sepele. Padahal, dari situlah kita bisa waspada bahwa gempa bisa terjadi sewaktu-waktu. Tsunami di Aceh, memang sangat mengerikan. Diawali gempa 8,9 skala Richter yang meluluhlantakan daerah Serambi Mekkah yang mematikan 170.000 orang dan menghilangkan 37.000 jiwa, bencana ini menjadi yang terbesar di dunia beberapa tahun terakhir ini.


Maka, jangan dianggap enteng. Manusia mungkin sudah lupa, bahwa dia tidak pernah bisa menguasai alam. Alam mestinya ditemani, bukan ditaklukkan.

Thursday, May 25, 2006

Are my parents proud of me?

Pertanyaan ini tentu saja pernah terbelesit dan ditanyakan oleh seluruh anak di dunia ini. Minimal bagi mereka yang memang menganggap orang tua adalah bagian penting pada hidupnya. Yap, bagi anak yang menganggap orang tua memang penting, pastilah ingin membuat orang tuanya bangga. Tentu saja dengan banyak cara, bisa dengan prestasi yang hebat di sekolah dan di pekerjaan, menuruti semua yang mereka mau atau membelikan mereka barang mewah atau mungkin mengajaknya keliling dunia. Apapun itu, yang diinginkan adalah orang tuanya dapat berkata, wah saya bangga punya anak seperti kamu.

Hm, tapi masalah akan muncul bila ternyata apa yang selama ini kita berikan tidaklah cukup bagi mereka. Juga, bila ternyata permintaan orang tua sangat berbeda dengan kemauan anak. Lantas kemudian, ketika anak memilih jalan hidupnya sendiri, orang tua kadangkala merasa keberatan, lalu marah dan terjadi konflik. Bila hal ini terjadi, anak bisa jadi bertanya kembali, apakah orang tua saya bangga dan bahagia dengan apa yang saya pilih..

Itulah, sangat penting orang tua bangga dan ridho dengan apa yang kita lakukan. Namun seringkali, hal ini menjadi sulit ketika anak memilih jalan yang berbeda dengan apa yang orang tua mau. Misalnya, ketika sang anak bersikeras menikah dengan jodoh pilihannya, atau ketika anak ingin bekerja di daerah yang jauh. Hambatan-hambatan datang. Mana yang harus kita pilih, kesenangan kita atau kesenangan orang tua? Haruskah kita sebagai anak membuat mereka kecewa dan tidak bangga lagi? Hmm...

Bagi saya, sangat penting Romo dan Ibu saya bangga punya anak seperti saya. Walau sering tersandung, puji Tuhan kami masih bisa saling membuat bangga. Saya bangga punya orang tua seperti mereka dan mereka Insya Allah bangga punya anak seperti saya.