Sunday, September 04, 2005

Pernikahan blues

Kembali lagi merasakan sebuah sindrom yang pernah dialami beberapa waktu yang lalu, yaitu pernikahan blues*. Hm, begitu banyak teman-teman yang tumbang satu persatu karena telah masuk ke dunia pernikahan. Bahkan di antaranya telah hilang ditelan bumi karena sudah tidak bisa lagi diganggu karena sudah mempunyai anak. Memang, tambah dewasa, tambah tidak punya teman.

Mengapa pernikahan blues? Padahal, aku tahu dengan pasti, aku belum ingin menikah sekarang. Hari Gini??**. Orang-orang berkata, mungkin belum ketemu aja orangnya. Bisa jadi begitu, tapi memang bukan hanya itu alasannya.

Namun yang jelas, aku mulai berpikir. Apakah memang diciptakan pria keparat yang luar biasa itu?***. Yang bisa membuat aku percaya, bahwa dia akan mencintaiku sepanjang waktu, bahwa dia tidak akan menyakiti aku. Di tengah gelombang dunia patriarki, adakah juga pria yang mampu memanajemen egonya dan mengerjakan pekerjaan domestik rumah tangga? Agak sangsi..

Maka, aku hanya mensyukuri bilamana teman-temanku sudah bertemu belahan jiwa dan belahan pantatnya. Sedangkan, biarkan pernikahan blues ini aku nikmati sendiri.

*istilahnya Tami, seorang sahabat yang pernah tidak beruntung di pernikahannya.
**meminjam kata dari iklan provider Fren
***istilahnya Feby, sahabatku yang lain lain yang sedang berjuang dalam hubungan terakhirnya

6 comments:

Anonymous said...

Sah-sah saja apabila anda memiliki keraguan atas satu sikap, dimana pada zaman sekrg ini, jiwa heroic untuk melakukan domestic affair. Dan sedikit resume mengenai cerita di atas. Saya hanya mau mengatakan, meski memang umum-nya (kaum Hawa berpendapat) kaum Adam itu memiliki pikiran yg di luar akal. Arti kata B...jng...n. Tapi itu tak hanya dimiliki oleh kaum Adam, banyak Juga kaum Hawa melakukan hal yg sama. Memang Kaum Hawa itu insan yg LEMAH. Tapi, NOT ALL OF MAN IS FXXX. Dengan Kata lain, NOT ALL OF MAN HAVE BITCH MIND. Dan jangan terlalu mendramatisir situasi. Jangan terlalu cepat mencari alasan atau kesalahan atas satu sikap (Siapapun itu pelakunya). Sikapi dengan waras diri dan fikiran. Dan coba merubah atau mungkin mengganti yg salah dan mempertahankan yang benar. That's all Untuk sementara.

Thanx

DewiGreenjo said...

Thank you for your comments. Hanya saja, aku agak kurang ngerti apa yang berusaha kamu sampaikan. Dan, soal perempuan itu makhluk yang lemah, tampaknya anda perlu lebih membaca buku. karena, perempuan lebih tahan sakit daripada laki2. dan, tulisan saya di atas tidak berusaha membandingkan kelebihan laki2 dan perempuan, tapi hanya apa yang saya liat dan saya inginkan. anda boleh setuju, boleh tidak.

Anonymous said...

Saya mau memberi komen. Begini:
Perkataan anda: "karena, perempuan lebih tahan sakit daripada laki2....." Mungkin itu anda yang kuat dan tahan sakit dan saya yakin itu. Maka nya anda berani membuat statement demikian. Dan menurut saya pribadi, wanita itu tidaklah lemah, hanya saja ada hal-hal yg membuat wanita demikian dan apa yang manusia awam lihat sehingga keluarlah pernyataan "wanita itu kaum lemah". (maaf saya bukannya membuat penafisran sendiri dan komentar saya pertama karena belum mengetahui pasti pesan yang disampaikan dalam cerita itu). Dan pernyataan anda atau mungkin memang keinginan anda mengenai :"....tapi hanya apa yang saya liat dan saya inginkan". Memang apa yang anda imnginkan? seorang lelaki yang perduli dengan domestic affair (mengerjakan pekerjaan rumah?) dan juga memanajemen ego? memanajemen ego lebih sulit dibandingkan memanajemen 2 atau 3 perusahaan. Mungkin sudah tidak banyak lelaki yang dapat dan mau melakukan hal demikian (domestic affair).
Saya do'a kan semoga anda mendapatkannya.
Dan menurut saya ada baiknya kita mempelajari atas peristiwa yang telah menimpa orang-orang disekeliling kita, atau bahkan teman dan sahabat sendiri. Dan jadikanlah itu semua pelajaran bagi kita. Apa penyebab terjadi hal demikian, apa penyebab kerusakan rumah tangga. Cari tahu dimana kesalahannya. Baik dari pihak adam maupun dari pihak Hawa. Setelah mendapatkannya, ceritakan pada pacar mungkin yang MUNGKIN dia lah menajdi pendamping hidup atau mungkin bukan pacar (kalau anak sekarang mengatakan gebetan Gitu lho...). Siapa tahu mereka-mereka itu orang yang mau memahami arti perkawinan atau juga arti hubungan yang telah dan akan dijalin.

Maaf bila ada salah kata dan salah dalam penyampaian, yang kurang bisa dimengerti dan yang kurang berkenan di hati. Saya mengakui dalam hal berkata-kata mungkin saya tidak begitu paham. Namun saya hanya ingin mengikuti cerita saja.

Thanx

DewiGreenjo said...

kalau mau diterusin, perdebatan ini aku pikir ga ada habisnya. jadi, terserah anda si mau dipersepsi gimana. thank you.

tuhu said...

hmmm menikah dan tidak menikah adalah pilihan pribadi. Tapi masalahnya apakah masyarakat kita yang begitu usilnya ingin selalu mencampuri urusan orang lai akan terima?
Sampe sekarang aku juga belum kepikiran nikah. Komitmen, adalah binatang yang sangat mengerikan ha... ha....

DewiGreenjo said...

Hai Tuhu, thank you ya udah komentar.. yah, di Indonesia, hidup kita kan ga murni hidup kita, tapi hidup orang2 yang ber"investasi" pada hidup kita, kayak ortu, nenek, kakek, heheh. jadi aja semua ngrasa punya kontribusi..
hhaha, komitmen memang mengerikan.