Seiji-Midori
Bagaimanakah rasanya berpisah? Bagaimanakah rasanya terpisah? Bagaimanakah rasanya dipisahkan? Entah apa yang ada di hati Seiji Sawamura yang ketika bangun tidur tidak lagi mendapati Midori Kasugano, gadis yang menjadi tangan kanannya (secara harafiah), menghilang tiba-tiba. Tanpa sebab, tanpa kabar, meninggalkan sebuah tanda berupa syal bertuliskan “LOVE” yang baru saja selesai disulam.
Pada awalnya, Seiji, pemuda 17 tahun yang masih duduk di bangku SMA ini merasa dia tidak segitunya merasa kehilangan. Namun, makin lama, detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam, ternyata. Belum genaplah satu hari, Seiji ternyata sudah kembali pada kebiasaan lamanya, berkelahi dengan musuhnya. Berjalan bersama teman segank lamanya, sekelompok pemuda kembali menghadangnya di jalan. Namun, apakah Seiji takut? Tidak!! Dia malah balik menantang dan berkata, “Kebetulan, aku juga lagi kesal. Toh tangan kananku sudah kembali, dan hanya perlu itu untuk mengalahkan kalian”.
Perkelahian pun terjadi. Tidak terlalu jelas apakah Seiji menang atau tidak, yang jelas tangan kanannya luka-luka. Tidak mudah kehilangan Midori, akhirnya Seiji menyadari itu. Namun, bagaimanakah awalnya sehingga Midori Kasugano, gadis manis berambut hijau menjadi tangan kanan Seiji Sawamura?
Seiji yang dijuluki “Anjing Gila” adalah anak punk. [Sedikit itermezzo. Bicara Punk, tidak bisa lepas dari seorang yang pernah ada di hati, Endy Apriyugo. Punk adalah tentang anti kemapanan, tidak mau ikut dengan aturan yang ada. Dengan kata lain, hidup dengan aturan-aturannya sendiri]. Tangan kanan Seiji adalah hal yang paling ditakutkan oleh anak-anak lainnya, karena terkenal kuat. Bahkan katanya, tembok semen pun bisa jebol, apalagi kok hanya sekumpulan gank anak muda?? Namun, tangan kanan yang kuat bukan jaminan bahwa dia juga mudah memperoleh teman perempuan (baca: pacar).
Pernah sesekali Seiji berpikir. Asik sekali bila pacarku nanti bisa menjadi tangan kananku. Di lain pihak, Midori Kasugano, yang telah memendam rasa selama hampir tiga tahun kepada Seiji juga masih mempunyai mimpi menjadi bagian dari Seiji, entah apa bentuknya. Dan BANG!!! Keingingan mereka terkabul. Seiji mendapati tangan kanannya kini adalah Midori dan Midori pada akhirnya adalah bagian dari Seiji (secara harfiah). Jadi ingat frase yang selalu diulang orang-orang, be careful of what you wish it may come true.
Hari-harinya yang penuh dengan perkelahian yang seringkali berakhir dengan kemenangan tampaknya segera berakhir. Namun, Seiji pasti tidak mengira akan banyak pengalamam baru yang terjadi ketika tangan kanannya adalah Midori, yang secara bentuk memang kecil, namun dia tetaplah seorang manusia, seorang gadis dengan segenap keutuhannya.
Hari demi hari, dilalui dengan senyum dan tawa. Terkadang ada perbedaan pendapat, namun makin lama terlihat bahwa Seiji dan Midori adalah perpaduan yang indah. Seiji yang preman dan semaunya sendiri dengan Midori, gadis lembut manis dan baik hati. Toh Midori memang membawa kebaikan bagi Seiji. Dia sekarang menjadi lebih baik dalam bertingkah laku. Tidak sering bolos, apalagi kok berkelahi. Seiji pun memperlakukan Midori dengan baik, ketika Midori sakit, dengan senang hati Seiji merawatnya.
Seiji tidak tahu, bukan hanya Midori yang selama ini memendam rasa kepadanya. Adalah Ayase, teman Seiji satu kelas di SMA. Dia adalah gadis yang cukup manis, namun Seiji tidak pernah meliriknya barang sejenak. Apalagi, semenjak Midori mengisi hari-harinya dengan tawa dan bahagia. Ketika Seiji kehilangan Midori, Ayase pun mengatakan apa yang ada di dalam hatinya.
Toh pada akhirnya, Midori berhasil mengatakan pada Seiji apa yang menjadi perasaannya. Dan Seiji, si muka garang itu pun merasa yang sama.
Hm.. Dalam The Wedding Date, seorang tokoh pernah berkata, tatangan bagi pencinta adalah bagaimana membuat yang dicinta juga bisa mencinta. Cinta katamu? Ah, dia hanya milik surga. Iya, surga.