Tragis.
Itulah yang tepat diucapkan ketika melihat perjuangan Kimi Raikkonen hari Minggu ini. Kemenangan yang telah di depan mata kandas begitu saja. Semenjak masuk pitstop beberapa lap sebelum masuk garis akhir, tampaknya tejadi kekacauan pada sistem rem mobilnya. Aku tidak terlalu ngerti, yang pasti, aku melihat rodanya oglek-oglek seperti tidak di spooring & balancing.
Pertarungan sengit antara The Ice Man dan Fernando Alonso, tadinya berselang lebih dari 5 detik, sampai akhirnya pada 4 detik lebih. Aku sudah menebak, sepertinya Kimi tidak akan masuk garis akhir. Toh, pada akhirnya, satu putaran sebelum masuk garis... kandas... rodanya terlepas dari as nya, yang menyebabkan mobilnya berputar tidak jelas dan keluar jalur.
Tragis..
Mengingatkan kembali, bahwa sekeras apapun manusia berusaha, Tuhan pula yang menentukan akhirnya. Takdir memang interaktif, toh apa keputusan Tuhan, Dia juga melihat usaha kita. Aku percaya, takdir itu seperti gelas. Kontribusi manusia dan Tuhan untuk mengisi gelas itu. Kadang Tuhan sudah mengisinya penuh, sehingga tak perlu susah payah untuk mendapatkan sesuatu. Kadang Tuhan mengisi ¾, kadang ½ dan kadang hanya sedikit. Yang pasti, tidak hanya Tuhan yang menentukan takdir, tapi juga manusia.
Katanya, ada 4 hal yang Tuhan sudah tentukan, yaitu hidup, rejeki, jodoh dan mati. Aku sepakat pada kata hidup dan mati, kita tidak pernah minta untuk hidup dan kita tidak akan tahu kapan kita mati. Persoalan rejeki, memang setiap orang sudah punya porsi, tapi toh tak akan jatuh dari langit. Harus dicari, harus diperjuangkan, harus diraih. Begitu pula jodoh (dalam konteks ini tidak hanya jodoh dalam konteks perempuan dan laki-laki, tapi juga dalam hal pertemanan, pekerjaan dan lain sebagainya). Bila tidak diperjuangkan, tidak akan dapat apa-apa.
Maka, semoga saja Kimi bisa berjuang melawan rasa sedihnya hari ini, seperti halnya Dewi yang sedang melawan gundah gulana yang kembali menjadi teman baiknya akhir-akhir ini.
Sunday, May 29, 2005
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment